Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Menurut
Nana Sudjana (2002), pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses
komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan
pengertian.
Kegiatan
belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar.
Selain itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Belajar yang
dihayati oleh seorang pelajar ada hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang
dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh
pelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi
lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga
didorong oleh tindakan pendidikan
atau pembelajaran.
Dengan
kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari
segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan
perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai hasil belajar
sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru,
kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau
pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang
dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran
Para
ahli meneliti gejala-gejala dari berbagai sudut pandang. Mereka telah menemukan
teori-teori dan prinsip-prinsip belajar. Diantara prinsip-prinsip belajar yang
penting berkenaan dengan pembelajaran antara lain (1) perhatian dan motivasi
belajar siswa; (2) keaktifan belajar; (3) keterlibatan dalam belajar; (4)
pengulangan belajar; (5) tantangan semangat belajar; (6) pemberian balikan dan
penguatan belajar; (7) adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Perhatian
dapat memperkuat kegiatan belajar, menggiatkan perilaku untuk mencapai sasaran
belajar. Perhatian berhubungan dengan motivasi sebagai tenaga penggerak
belajar. Motivasi dapat bersifat internal atau eksternal, maupun instrinsik
atau ekstrinsik. Motivasi yang bersifat internal adalah motivasi yang datang
dari diri sendiri. Motivasi yang bersifat eksternal adalah motivasi yang datang
dari orang lain. Sedangkan motivasi yang bersifat instrinsik adalah tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang
siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi
penyertanya. Sebagai contoh, seorang pelajar sungguh-sungguh bukan disebabkan
karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh
keinginan untuk naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan
ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
Dewasa
ini para ahli memandang siswa adalah seorang individu yang aktif. Oleh karena
itu, peran guru bukan sebagai satu-satunya pembelajar, tetapi sebagai
pembimbing, fasilitator, dan pengarah. Belajar memang bersifat individual, oleh
karena itu nelajar berarti suatu keterlibatan langsung atau pemerolehan
pengalaman individual yang unik. Belajar tidak terjadi sekaligus, tetapi akan
berlangsung penuh pengulangan berkali-kali, berkesinambungan, tanpa henti.
Belajar yang berarti bila bahan belajar tersebut menantang siswa. Belajar juga
akan menjadi terarah bila ada balikan dan penguatan dari pembelajar. Betapapun
pembelajaran yang telah direkayasa secara pedagogis oleh guru, hasil belajar
akan terpengaruh oleh karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifat
individual pelajar.
0 Response to "Hakikat Belajar dan Pembelajaran"
Post a Comment