Budiyono Dion. Pena Guru Menulis.
SEMBAHLAH TUHANMU YANG TELAH MENCIPTAKANMU
AGAR KAMU BERTAQWA
••
Surat Albaqarah 21 ini merupakan seruan Allah yang ditujukan kepada segenap manusia untuk menyembah Tuhannya, bertauhid, mengibadahi Allah Swt., yang telah menciptakannya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepadaNya.
Firman Allah Swt.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (Al Baqarah/QS.2:21)
Tafsir at Tanwir I (2021:98) mengawali penjelasannya terhadap tafsir ayat ini dengan menyatakan; bahwa permulaan Albaqarah 21 ini Allah menyeru kepada umat manusia, apapun agama dan kepercayaan mereka dengan redaksi ya ayyuhan-nas. Biasanya ayat yang mengandung ya ayyuhan-nas itu turun pada pereode Makkah, sedangkan yang mengandung seruan ya ayyuhal-ladzina amanu turun di pereode Madinah. Namun ayat 21 Albaqarah termasuk pengecualian, seperti juga surah al-Nisa 1 (QS.4:1), meskipun turun di pereode Madinah menggunakan redaksi ya ayyuhan-nas.
Seruan itu berkaitan dengan informasi sebelumnya, yaitu penjelasan tentang tiga macam orang beragama dengan sifat sifatnya, yaitu; orang bertaqwa, orang kafir, orang munafik. Tampaknya Alquran optimis bahwa siapa pun mereka, masih berpeluang untuk diluruskan akidahnya, diajak beribadah hanya kepada Tuhan ((QS.2:21) dan larangan menyekutukan Allah dengan sesuatu (QS.2:22). Apa lagi di penghujung ayat disebutkan wa antum tak lamun (sedangkan kamu mengetahui), semakin menunjukkan besarnya peluang mereka yang diseru kembali ke akidah tauhid.
Ungkapan “sedangkan kamu mengetahui” agaknya bermaksud bahwa sebenarnya umat manusia yang disebutkan dalam ayat ini mengetahui mana yang syirik, dan tauhid, mana yang baik dan yang buruk, tetapi mereka pura pura tidak tahu dan menjatuhkan pilihan untuk berperilaku syirik dan jahat. Sejak ayat ini diturunkan hingga sekarang , orang seperti itu masih banyak kita jumpai, karenanya ayat ini relevan dengan segala zaman.
Syaikh Adil Muhammad Khalil (2020:26) menjelaskan, ayat tersebut mengandung seruan dan ajakan kepada manusia untuk senantiasa beribadah kepada Allah Swt.
Ibadah kepada Allah dengan dua cara, yaitu; (1) Menegakkan hujjah dengan menjelaskan siapa yang menciptakan mereka, langit, bumi, dan hujan. (2) Penjelasan akan kewajiban mereka kepada Allah setelah mereka mendapatkan limpahan nikmat dariNya.
Maka pertama kali Allah menyebutkan penciptaan mereka dan juga kakek-kakek mereka. Maka hanya Allah-lah yang pantas untuk disembah.
Kemudian Allah menyebutkan nikmat-nikmatNya kepada mereka, maka hanya Dzat yang memberikan nikmat yang pantas untuk disembah dan disyukuri.
Perhatikan firmanNya kemudian
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)
”Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. “(Al Baqarah/QS.2:22)
Maksudnya bermacam buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu, buat kamu makan dan kamu berikan rumputnya pada binatang ternakmu.maka janganlah kamu adakan sekutu-sekutu bagi Allah.
Pada kedua firman Allah tersebut mengandung sapaan yang lembut dan penuh cinta antara engkau dan juga Dzat yang Maha Pengasih.
Maksud terpenting dari ayat di atas (Al-Baqarah/QS.2:21) adalah perintah untuk mentauhidkan Allah.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya (Albaqarah 21-22) menyatakan, bahwa Allah Swt. menjelaskan tentang sifat uluhiyyah-Nya Yang Maha Esa, bahwa Dialah yang memberi nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan menciptakan mereka dari tiada ke alam wujud, lalu melimpahkan kepada mereka segala macam nikmat lahir dan batin.
Allah menjadikan bagi mereka bumi sebagai hamparan buat tempat mereka tinggal, diperkokoh kestabilannya dengan gunung-gunung yang tinggi lagi besar; dan Dia menjadikan langit sebagai atap, sebagaimana disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firmanNya:
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (Al-Anbiya/QS.21:32)
Maksudnya yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
Allah menurunkan air hujan dari langit bagi mereka. Yang dimaksud dengan lafaz as-sama dalam ayat ini ialah awan yang datang pada waktunya di saat mereka memerlukannya. Melalui hujan, Allah menumbuhkan buat mereka berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan banyak jenis buah, sebagaimana yang telah disaksikan. Hal tersebut sebagai rezeki buat mereka, juga buat ternak mereka, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ayat lainnya. Di antara ayat-ayat tersebut yang paling dekat pengertiannya dengan maksud ini ialah firman-Nya:
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kalian tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kalian, lalu membaguskan rupa kalian serta memberi kalian rezeki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan kalian, Maha-agung Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-Mu’min/QS.40: 64)
Kesimpulan makna yang dikandung ayat ini ialah bahwa Allah adalah Yang Menciptakan, Yang memberi rezeki, Yang memiliki rumah ini serta para penghuninya, dan Yang memberi mereka rezeki. Karena itu, Dia sematalah Yang harus disembah dan tidak boleh mempersekutukanNya dengan selainNya.
Disebutkan di dalam hadis Mu'az yang menyebutkan.
“Tahukah kamu apa hak Allah yang dibebankan pada hamba-hambaNya?" lalu disebutkan, "Hendaklah mereka menyembahNya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,…"
Semua itu ditandaskan demi memelihara dan melindungi ketauhidan.
Firman Allah
“Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahui. (Al-Baqarah: 22).
Maksudnya, janganlah kalian mempersekutukan Allah dengan selainNya, yaitu dengan tandingan-tandingan yang tidak dapat menimpakan mudarat dan tidak dapat memberi manfaat, padahal kalian mengetahui bahwa tidak ada Tuhan yang memberi rezeki kepada kalian selain Allah. Kalian telah mengetahui apa yang diserukan oleh Muhammad kepada kalian, yaitu ajaran tauhid, adalah perkara yang hak yang tiada keraguan di dalamnya.
Ayat ini mengandung pesan yang sangat penting tentang hubungan kita dengan Tuhan, pencipta alam semesta dan seluruh isinya.
Bahwa seruan Allah Swt. kepada segenap manusia pada ayat 21 Albaqarah dan seruan Allah pada umumnya adalah seruan untuk bertauhid. Maka selayaknya kewajiban segenap manusia agar senantiasa mempelajari, memahami tauhid terlebih dahulu, disusul kemudian mendirikan shalat, membayar zakat, baru kemudian mempelajari cabang ilmu agama lainnya. Tauhid adalah asas agama Islam.
Allah memerintahkan umat manusia untuk menyembah-Nya, karena hanya kepada-Nya-lah segala sesuatunya bergantung. Mengingat pula bahwa Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan kita serta umat-umat sebelum kita. Kehadiran kita di dunia ini bukanlah kebetulan, melainkan merupakan bagian dari takdir yang sudah ditentukan oleh Sang Pencipta.
Tujuan perintah penyembahan kepadaNya ini agar manusia menjadi orang-orang yang bertakwa. Takwa bukan hanya sekadar melaksanakan kewajiban agama, tetapi juga mencakup rasa takut, cinta, dan penghambaan yang tulus kepada Allah. Orang yang bertakwa akan senantiasa mengingat Allah dalam setiap langkah hidupnya, menjauhi segala bentuk kemaksiatan, dan berusaha untuk selalu menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Dengan menyembah Allah, kita mengakui bahwa Dialah satu-satunya sumber kehidupan yang dapat memberi petunjuk dan petunjuk yang benar untuk kita. Semakin kita mendekatkan diri kepada-Nya, semakin kita merasakan kedamaian dan keberkahan dalam hidup. Taat kepada Allah juga berarti kita memahami hakikat penciptaan kita yang mulia dan betapa besar nikmat yang telah Allah anugerahkan.
Seruan Allah pada ayat ini mengajak kita untuk lebih mendalam memaknai arti kehidupan ini, menyadari betapa kita bergantung kepada Allah, dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Sembahlah Tuhanmu dengan sepenuh hati, karena hanya dengan-Nya kita akan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
*****
0 Response to "SEMBAHLAH TUHANMU YANG TELAH MENCIPTAKANMU AGAR KAMU BERTAQWA"
Post a Comment