Budiyono Dion. Pena Guru Menulis.
TRILOGI DOA PEMBUKA PAGI HARI
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Pagi hari meupakan waktu yang penuh berkah. Sehingga Rasulullah Saw. bersabda, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya” (HR. Abu Dawud). Karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk memulai hari dengan kesadaran spiritual yang tinggi. Salah satunya melalui doa yang mengandung permohonan terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat, yaitu
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima” (HR. Ibnu Majah)
Doa tersebut merupakan trilogi permohonan yang mencakup tiga aspek utama kehidupan seorang Muslim; 1) ilmu yang bermanfaat, 2) rezeki yang baik, dan 3) amal yang diterima.
1. Ilmu yang Bermanfaat (Ilman Nafi'an)
Permohonan pertama dalam doa ini adalah "ilman naafi'an," yang berarti ilmu yang bermanfaat. Dalam Islam, ilmu bukan hanya tentang pengetahuan semata, tetapi juga tentang bagaimana pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup dan mendekatkan kita kepada Allah. Rasulullah Saw. bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim." (HR. Ibn Majah).
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak hanya memberi manfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Allah Swt. menyebutkan di dalam Alquran, ilmu pada kedudukan yang terpuji, yaitu ilmu yang bermanfaat, dan ilmu pada kedudukan yang tercela, yaitu ilmu yang tidak bermanfaat.
Ilmu pada kedudukan yang terpuji, bermanfaat, diantaranya:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18)
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”(Ali Imran/QS.3:18)
Firman Allah Ta’ala tentang kisah Adam dan pelajaran yang didapatkannya dari Allah tentang nama-nama segala sesuatu, dan memberitahukannya kepada para Malaikat. Para Malaikat pun berkata,
Firman Allah Swt.
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32)
“Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguh-nya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha-bijaksana.” (Al-Baqarah/QS.2:32)
Dan firman Allah Ta’ala mengenai kisah Nabi Musa dengan Nabi Khidhir. Nabi Musa berkata kepadanya,
قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (66)
“Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Al-Kahfi/18:66)
Kutipan ayat berikut menunjukkan adanya imu yang tidak bermanfaat. Allah Swt. mengabarkan keadaan suatu kaum yang diberikan ilmu, namun ilmu yang ada pada mereka tidak bermanfaat. Sebenarnya ilmu dari Allah itu bermanfaat pada hakikatnya, namun pemiliknya tidak mengambil manfaat dari ilmunya itu.
Allah Swt. berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (5)
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(Al-Jumu’ah/QS.62:5)
Adapun ilmu yang Allah Ta’ala yang pada kedudukan tercela, yaitu ilmu sihir. Seperti firman-Nya,
“…Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat. Dan sungguh mereka sudah tahu barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh sangat buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka mengetahui.” (Al-Baqarah/QS.2:102)
Memulai hari dengan memohon ilmu yang bermanfaat mengingatkan kita untuk mencari pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa berupa ilmu agama, keterampilan praktis, atau pengetahuan yang meningkatkan kapasitas diri kita untuk berkontribusi kepada masyarakat. Dengan memohon kepada Allah untuk diberikan ilmu yang bermanfaat, kita mengharapkan agar setiap pengetahuan yang kita peroleh dapat digunakan untuk kebaikan dan membawa berkah dalam hidup kita.
Sabda Rasulullah
من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد األخرة فعليه بالعلم
“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan Ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan Ilmu.” (HR. Muslim)
Firman Allah
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ (11)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(Al Mujadilah/QS.58:11)
2. Rezeki yang Baik (Rizqan Thayyiban)
Permohonan kedua adalah "rizqan thayyiban," yaitu rezeki yang baik. Dalam konteks ini, "baik" bukan hanya merujuk pada kualitas material dari rezeki, tetapi juga pada keberkahan dan halal-nya rezeki tersebut.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an,
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا (77)
"Dan carilah pada apa yang telah diberikan Allah kepadamu (kenikmatan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi." (Al-Qasas/QS.28:77).
Memohon rezeki yang baik adalah cara untuk meminta Allah memberikan kita sumber penghidupan yang tidak hanya mencukupi kebutuhan kita tetapi juga dilakukan dengan cara yang baik dan benar menurut syariat. Dengan cara ini, kita tidak hanya berfokus pada kekayaan material semata, tetapi juga pada cara kita memperoleh dan mengelola rezeki tersebut agar tetap dalam keridhaan Allah.
Rezeki pada hekikatnya tidak hanya berwujud harta atau materi saja, tetapi rezeki yang bersifat lebih umum, yaitu semua kebaikan dan maslahat yang dinikmati seorang hamba terhitung sebagai rejeki. Hilangnya kepenatan pikiran, selamat dari kecelakaan lalu-lintas, atau bebas dari terjangkiti penyakit berbahaya mislanya, merupakan rezeki dari Allah Swt..
Rezeki yang berupa makanan dan minuman telah diserukan Allah Swt. bagi segenap manusia untuk makan yang halal dan baik. Firman Allah Swt.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)
“Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.”(Al Baqarah/QS.2:21)
3. Amal yang Diterima (’Amalan Mutaqabbalan)
Permohonan ketiga adalah "’amalan mutaqabbalan," yaitu amal yang diterima. Amal yang diterima di sini berarti amal yang dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan tuntunan syariat.
Allah Swt. berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27)
"Sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang bertakwa." (Al-Ma'idah/QS.5:27).
Memulai hari dengan memohon agar amal kita diterima menunjukkan bahwa kita menyadari pentingnya niat dan kualitas dalam setiap tindakan kita. Amal yang diterima adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas, penuh perhatian, dan mengikuti aturan-aturan Islam. Dengan doa ini, kita berharap agar segala bentuk ibadah dan aktivitas yang kita lakukan sepanjang hari dapat diterima oleh Allah sebagai bagian dari upaya kita dalam mendekatkan diri kepada-Nya.
Doa pagi hari; "Allahumma inni as-aluka 'ilman naafi'an wa rizqan thayyiban wa 'amalan mutaqabbalan" adalah formulasi yang kaya makna dan mendalam. Trilogi doa ini mencerminkan tiga fondasi utama kehidupan seorang Muslim; Ilmu sebagai petunjuk, Rizki sebagai bekal dan Amal sebagai tujuan. Dengan mengucapkan doa ini setiap pagi, kita tidak hanya memulai hari dengan penuh harapan dan permohonan kepada Allah, tetapi juga menyiapkan diri untuk menghadapi hari dengan bekal spiritual yang kuat. Ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima adalah tiga pilar penting yang mendukung kesejahteraan dan keberhasilan kita dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga doa ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan berusaha keras dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah dan ridha Allah.
*****

0 Response to "TRILOGI DOA PEMBUKA PAGI HARI "
Post a Comment