Budiyono Dion. Pena Guru Menulis.
TRILOGI SIFAT QANA’AH
SERASA DUNIA DALAM GENGGAMANNYA
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Qanaah adalah sikap merasa cukup dengan apa yang dimiliki, menerima dengan ikhlas segala yang diberikan Allah, dan tidak tamak terhadap dunia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah Saw. bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga, dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” .” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Hadis ini menggambarkan tiga aspek penting dari sifat qanaah, yaitu; 1) Rasa aman di rumah, 2) Kesehatan Badan, 3) Memiliki Makanan Pokok pada Hari Itu, yang membawa kebahagiaan sejati. Berikut ini akan mengupas lebih dalam mengenai trilogi sifat qanaah tersebut.
1. Rasa Aman di Rumah dan Lingkungan
Rasa aman di rumah mencakup keamanan diri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Keamanan ini merupakan nikmat besar yang sering kali tidak disadari keberadaannya hingga kita kehilangan.
Allah Swt. memerintahkan kepada kita beribadah kepadaNya sebagai wujud nikmat aman yang dianugerahkan kepada kita.
Firman Allah Swt.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (Quraisy/QS.106:1-4)
Keamanan adalah fondasi kebahagiaan dan ketenangan hidup. Tanpa rasa aman, sulit bagi seseorang untuk menikmati kehidupan dan merasa tenang. Orang yang memiliki rasa aman di rumahnya dapat menjalani hari-harinya dengan lebih produktif, tenang, dan fokus pada ibadah serta aktivitas positif lainnya.
Oleh karena itu, nikmat rasa aman ini jangan sampai diingkari.
Allah Ta’ala berfirman,
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ (112)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” (An Nahl/QS.16:112).
Sifat qanaah membuat seseorang merasa cukup dengan keamanan yang diberikan Allah. Mereka tidak merasa khawatir secara berlebihan dan tetap bersyukur meskipun ada tantangan atau ancaman. Sikap ini menciptakan ketenangan batin dan rasa aman yang hakiki.
Untuk direnungkan hadits berikut.
”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
”Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Lihatlah pada orang yang berada di bawah kalian dan janganlah perhatikan orang yang berada di atas kalian. Lebih pantas engkau berakhlak seperti itu sehingga engkau tidak meremahkan nikmat yang telah Allah anugerahkan -kata Abu Mu’awiyah- padamu.” (HR. Ibnu Majah).
2. Kesehatan Badan
Kesehatan adalah salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah. Kesehatan badan mencakup kesehatan fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan seseorang menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.
Kesehatan merupakan mahkota yang tidak dapat dirasakan kecuali bagi mereka yang sakit. Kesakitan akan mengingatkan manusia betapa kesehatan merupakan suatu nikmat yang sangat besar yang wajib disyukuri. Faktor makanan dan minuman sangat berpengaruh bagi kesehatan.
Maka makanan dan minuman pun dalam Islam harus diperhatikan. Islam menganjurkan makan minum yang baik dan halal, yang dapat memberi manfaat bagi kesehatan tubuh. Firman Allah
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (168)
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.”(Al Baqarah/QS.2:168)
Dengan tubuh yang sehat, seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas, termasuk beribadah, bekerja, dan berinteraksi dengan orang lain. Kesehatan juga mempengaruhi kebahagiaan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Istirahat pun dalam Islam perlu diperhatikan. Allah berfirman
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا (47)
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.(Al-Furqon/QS.25:47)
Orang yang memiliki sifat qanaah selalu bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya, betapapun keadaannya. Sikap qanaah membantu mereka untuk tetap positif dan optimis dalam menghadapi berbagai kondisi kesehatan. Walaupun sifat manusia umumnya selalu merasa kurang, seperti disindir dalam Surat An-Nisa 32.
Sabda nabi, qanaah pada hakikatnya
”Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup (qanaah).” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Sifat qanaah terhadap kesehatan lebih terkait pada kesehatan hati. Kesehatan hati pun lebih berpengaruh pada kesehatan tubuh. Iri hati menjadikan hati sakit bahkan mati. Firman Allah
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ (32)
“Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain…”(An Nisa/QS.4:32)
Rasulullah Saw. menyampaikan pesan bagi kaum muslimin untuk bersikap qanaah (menerima ketetapan/pembagian Allah).
3. Memiliki Makanan Pokok pada Hari Itu
Makanan pokok adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap hari untuk menjaga kelangsungan hidup. Memiliki makanan pokok berarti tidak kelaparan dan bisa bertahan hidup.
Nabi Muhammad Saw. telah memberikan isyarat tentang apa fadhilah makanan pokok. Beliau Saw. juga telah menunjukkan apa sebenarnya hikmah mengonsumsi makanan pokok, hingga makanan pokok ini pun termuat dalam doa Nabi Saw.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda (berdoa),
"Ya Allah, berikanlah rezeki keluarga Muhammad dalam wujud makanan pokok." (HR. Muslim dan Ahmad)
Tuntunan Nabi Muhammad Saw. tentang makanan pokok adalah tuntunan terbaik, karena beliau Saw. menunjukkan bagaimana semestinya seseorang tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan, namun tetap boleh memvariasikannya dengan makanan yang lain. Memiliki makanan yang cukup setiap hari adalah salah satu bentuk keberkahan dan karunia dari Allah Swt.
Sikap qanaah membuat seseorang merasa cukup dengan rezeki yang diberikan oleh Allah, termasuk makanan pokok. Dengan qanaah, seseorang akan merasa bersyukur, bahagia dan tidak terobsesi kekayaan atau makanan mewah, berlebihan.
Imam An Nawawi, ulama dari Mazhab Syafii, dalam Al Majmu menjelaskan, membayar zakat fitrah wajibnya adalah dengan sebagian besar makanan pokok di suatu negara. Allah Swt. berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (103)
"Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (At Taubah/QS.9:103)
Hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, yang dikutif di awal, memberikan kita pemahaman mendalam tentang trilogi sifat qanaah; rasa aman di rumah, kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu. Ketiga aspek itu menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan atau kemewahan, tetapi pada rasa cukup dan syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.. Dengan menerapkan sifat qanaah dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan yang sejatinya.
*****
0 Response to "TRILOGI SIFAT QANA’AH SERASA DUNIA DALAM GENGGAMANNYA"
Post a Comment