Budiyono Dion. Pena Guru Menulis.
JIKA ALLAH MENGHENDAKI
NISCAYA DIA MEMUSNAHKAN KAMU
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِآخَرِينَ وَكانَ اللَّهُ عَلى ذلِكَ قَدِيراً (133)
Seruan Allah pada ayat ini berhubungan dengan seruan Allah sebelumnya. Sebelumnya Allah menyeru kepada sekalian umat manusia untuk mengibadahiNya. Tetapi bila manusia tidak mentaati seruan Allah ini, maka jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan membinasakannya, kemudian mendatangkan kaum yang lain. Allah Mahakuasa untuk melakukan hal tersebut.
Firman Allah
“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian.”(An Nisa/QS.4:133)
Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut; Allah Swt. menyebutkan tentang kekuasaanNya dalam menghidupkan kembali tubuh manusia kelak di hari kiamat, bahwasanya Dialah yang menciptakan langit dan bumi, menciptakan keduanya jauh lebih berat ketimbang menciptakan manusia.
Maka bukankah Tuhan yang mampu menciptakan langit (yang tinggi, luas, lagi besar) beserta segala sesuatu yang ada padanya, seperti bintang-bintang yang tetap pada tempatnya dan yang beredar pada garis edarnya serta tanda-tanda (kekuasaanNya) yang ada padanya; dan bumi ini beserta segala sesuatu yang ada padanya, yaitu dataran-dataran rendahnya, gunung-gunungnya, hutan rimbanya, padang saharanya, laut-lautnya, pohon-pohonnya, tumbuh-tumbuhannya; dan segala macam hewan yang beraneka ragam jenis, manfaat, bentuk dan warnanya; mampu pula untuk menghidupkan manusia? Jawabannya, tentu saja mampu.
Allah Swt. berfirman
“Dan jika kamu berpaling dari jalan yang benar, Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” (Muhammad/QS.47:38).
Ayat ini mengandung ancaman kepada orang-orang musyrik yang selalu menyiksa pikiran dan perasaan Nabi dan menentang seruannya, juga untuk memperingatkan agar orang memperhatikan sunatullah yang menguasai hidup dan mati mereka. Betapa tiada harganya hamba-hamba itu bagi Allah bila mereka menyia-nyiakan perintahNya."
Pada An Nisa ayat 132 Allah berfirman
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (An-Nisa/QS.4:132)
Allah-lah yang mengatur tiap-tiap diri dalam semua apa yang diupayakannya, dan Dialah yang mengawasi dan yang menyaksikan atas segala sesuatu.
Pada An Nisa 134 Allah Swt berfirman.:
مَنْ كانَ يُرِيدُ ثَوابَ الدُّنْيا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوابُ الدُّنْيا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat.” (An-Nisa/QS.4:134)
Hai orang yang tidak mempunyai tujuan kecuali hanya perkara duniawi saja, ketahuilah bahwa di sisi Allah terdapat pahala di dunia dan akhirat. Apabila kamu meminta kepadaNya pahala dunia dan pahala akhirat, niscaya Dia akan memberimu dan membuatmu kaya serta puas.
مَنْ كانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya….” (Asy-Syura/QS.42: 20)
Sama dengan firman Allah Swt. yang menyatakan
مَنْ كانَ يُرِيدُ الْعاجِلَةَ عَجَّلْنا لَهُ فِيها مَا نَشاءُ لِمَنْ نُرِيدُ- إلى قوله- انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنا بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ
“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang-orang yang Kami kehendaki….” (Al-Isra/QS.17:18)
“Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain)….” (Al-Isra/QS.17:21).
Firman Allah
“Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia….”(An Nisa/qs.4:134) saja, maka ia merugi. Ayat ini dimaksudkan untuk ditujukan kepada orang-orang munafik, yaitu mereka yang iman pada lahiriahnya saja dengan tujuan untuk memperoleh pahala di dunia saja.
Di dunia ini tidak sedikit orang-orang yang ingkar terhadap perintah Allah Swt. Tetapi mengapa mereka masih dibiarkan hidup walau telah ingkar dan berbuat kerusakan.
Hal ini karena, jika Allah menghendaki, Dia bisa memusnahkan semua manusia dan menggantinya dengan umat yang lebih taat. Namun, Allah tidak membutuhkan ketaatan dari manusia, justru manusia yang butuh taat kepada Allah, karena itulah mereka yang ingkar tetap dibiarkan hidup.
Dikisahkan di dalam Al Quran, tentang umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari firmanNya lewat utusanNya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Dosa yang mereka lakukan sudah sedemikian menggurita. Sekalipun bangsa-bangsa tersebut dalam kategori bangsa yang kuat dan maju sekalipun, yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Allah tidak akan menurunkan siksaNya secara mendadak. kecuali mayoritas penghuninya telah berbuat kerusakan.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)..” (Ar Rum/QS.30:41)
Berikut ini beberapa kaum yang telah dihacurkan Allah Swt. yang dikisahkan di dalam al Quran, diantaranya.
Pertama kaum Nabi Nuh. Nabi Nuh berdakwah selama satu melenium lebih (950 tahun), namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Baca; (Nuh/QS.71:5-7; Al-Ankabut/QS.29:14).
Kedua Kaum Nabi Hud. Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu Allah mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa.(baca;(AtTaubah/QS.9:70;AlQamar/QS.54:18;Fushilat/QS.41:13;QS:AnNajmQS.53:50;Qaf/QS.50:13).
Ketiga Kaum Nabi Shalih. Nabi Shalih diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Kemudian Nabi Shalih membuat jadual minum. Namun, kaumnya tidak mau antri dengan unta. Bahkan, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka. (baca; Al Hijr/QS.15:80).
Allah mengingatkan bahwa jika Dia menghendaki, Dia bisa saja menghapus umat manusia dari muka bumi ini dalam sekejap. Segala bentuk kehancuran dan perubahan dalam kehidupan dunia ini berada di bawah kekuasaan-Nya. Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan menyadari bahwa eksistensi kita sebagai umat manusia tidak lepas dari kehendak dan kuasa Allah. Allah Maha Kuat kuasanya tidak terbatas.
Jika Allah menghendaki, Dia bisa mendatangkan umat yang lain sebagai pengganti umat manusia yang ada. Ini menunjukkan bahwa umat manusia bukanlah makhluk yang abadi; Allah berkuasa untuk mengganti kita dengan umat yang lebih baik atau lebih patuh kepada-Nya, jika Dia menghendaki. Hal ini menjadi pengingat agar umat manusia senantiasa bersyukur, bertakwa, dan tidak merasa angkuh dengan kehidupan atau kekuasaan yang dimiliki.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ayat ini memberikan peringatan kepada umat manusia tentang ketergantungan total mereka kepada Allah. Kita harus menyadari bahwa kekuasaan Allah tidak terbatas dan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas izin-Nya. Dengan demikian, manusia harus menjaga diri dari kesombongan dan selalu berusaha untuk menjadi umat yang baik, menjalankan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Allah Maha Kuasa untuk menggantikan umat yang ada dengan umat yang lebih baik, sebagaimana telah terjadi dalam sejarah peradaban manusia.
Betapa rapuhnya posisi manusia di dunia ini dan betapa besar kuasa Allah yang mengatur segala sesuatu. Sebagai umat manusia, kita harus selalu bersyukur atas nikmat kehidupan yang diberikan dan tidak menganggapnya sebagai hal yang pasti. Ketika Allah menghendaki, segala sesuatu bisa berubah dalam sekejap, termasuk kehidupan umat manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita perlu selalu berusaha untuk bertakwa, menjaga amanah, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan kuasa Allah yang Maha Agung, Maha Kuat.
*****

0 Response to "JIKA ALLAH MENGHENDAKI NISCAYA DIA MEMUSNAHKAN KAMU"
Post a Comment