Budiyono. Pena Guru Menulis.

TRILOGI CINTA SEJATI MENEMUKAN MANISNYA IMAN
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
Cinta adalah kekuatan besar dalam hidup manusia. Ia bisa mengangkat manusia ke derajat tinggi atau menjatuhkannya ke jurang kehinaan. Namun dalam Islam, cinta tidak dibiarkan liar dan tanpa arah. Ia harus diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjauh dari-Nya.
Rasulullah Saw. memberikan panduan tentang cinta sejati dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra,
“Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari-Muslim).
Hadis tersebut memuat tiga pesan utama, yaitu; 1) Cinta Allah dan Rasul ,2) Mencintai Seseorang karena Allah, 3) benci kekufuran. Ketiga pesan itu sebagai trilogi cinta sejati hingga menemukan manisnya Iman. Berikut adalah penjelasan dari tiga aspek cinta sejati ini:
1. Cinta Allah dan Rasul
Cinta kepada Allah dan Rasulullah Saw. adalah cinta dengan kadar tertinggi yang harus dimiliki setiap Muslim. Cinta ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi harus terwujud dalam tindakan dan pengorbanan. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari segala sesuatu berarti mendahulukan perintah Allah dan Rasulullah di atas kepentingan pribadi, harta, keluarga, dan dunia.
Firman Allah
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)
“Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Ali Imram/QS.3:31)
Kalian akan memperoleh balasan yang lebih daripada apa yang dianjurkan kepada kalian agar kalian mencintai-Nya, yaitu Dia mencintai kalian. Kecintaan Allah kepada kalian dinilai lebih besar daripada yang pertama, yaitu kecintaan kalian kepada-Nya. Seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama yang bijak, bahwa duduk perkaranya bukanlah bertujuan agar kamu mencintai, melainkan yang sebenarnya ialah bagaimana supaya kamu dicintai.
Keutamaan Cinta kepada Allah dan Rasul;
a. Ketaatan yang Istiqamah
Cinta ini membuat kita lebih taat dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta mengikuti sunnah Rasulullah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ (59)
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Ra-sul-Nya, dan ulil amri di antara kalian….”
b. Kedamaian Hati
Ketika kita mencintai Allah dan Rasulullah, hati kita akan merasa tenang dan damai, karena kita tahu bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk mendapatkan ridha-Nya.
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “seseorang datang menemui Rasulullah : “Wahai Rasulullah, kapan akan terjadi hari kiamat?” beliau bersabda: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” ia menjawab: “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu beliau bersabda: “sesungguhnya engkau akan bersama-sama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Muslim)
c. Pengorbanan dan Keteguhan
Cinta ini mengajarkan kita untuk rela berkorban demi kebaikan agama, serta tetap teguh dalam iman meskipun menghadapi berbagai ujian dan cobaan. (baca kembali Ali Imran/QS.3:31)
2. Mencintai Seseorang karena Allah
Mencintai seseorang semata-mata karena Allah berarti kita mencintai mereka bukan karena keuntungan duniawi, tetapi karena keimanan mereka dan kebaikan yang mereka miliki. Cinta ini murni dan tulus, tanpa pamrih, dan didasari oleh keinginan untuk saling mendukung dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
“Dari Anas dari Nabi Saw bersabda: Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari)
Keutamaan Mencintai Seseorang karena Allah:
a. Hubungan yang Kuat
Hubungan yang dibangun atas dasar cinta karena Allah akan lebih kokoh dan langgeng, karena tidak tergoyahkan oleh perbedaan duniawi atau masalah materi.
b. Saling Mendukung dalam Kebaikan
Cinta ini mendorong kita untuk saling mengingatkan dan membantu dalam kebaikan, serta menjauhkan dari keburukan dan dosa.
c. Keberkahan dalam Hubungan
Allah akan memberkahi hubungan yang dibangun atas dasar cinta karena-Nya, sehingga membawa kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Benci Kekufuran
Benci kembali kepada kekufuran sebagaimana benci dilempar ke dalam api neraka berarti memiliki kebencian yang mendalam terhadap segala bentuk kekufuran dan dosa. Kebencian ini bukan ditujukan kepada orangnya, tetapi kepada perbuatan kufur dan dosa itu sendiri. Seorang Muslim harus memiliki keteguhan hati untuk menjauhi segala hal yang bisa membawa mereka kembali kepada kekufuran.
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7)
“…tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.”(Al Hujurat/QS.49:7)
Allah Swt. memerintahkan (kaum mukmin) untuk memeriksa dengan teliti berita dari orang fasik, dan hendaklah mereka bersikap hati-hati dalam menerimanya dan jangan menerimanya dengan begitu saja, yang akibatnya akan membalikkan kenyataan. Orang yang menerima dengan begitu saja berita darinya, berarti sama dengan mengikuti jejaknya. Sedangkan Allah Swt. telah melarang kaum mukmin mengikuti jalan orang-orang yang rusak.
Keutamaan Benci Kekufuran;
a. Perlindungan Diri dari Dosa
Kebencian terhadap kekufuran membuat kita lebih berhati-hati dalam setiap langkah dan keputusan, sehingga menghindarkan kita dari dosa dan maksiat.
b. Keteguhan dalam Iman
Memiliki kebencian terhadap kekufuran membuat kita lebih kuat dan teguh dalam mempertahankan iman, meskipun godaan dan cobaan datang menghampiri.
c. Kesadaran akan Akhirat
Kebencian ini juga mengingatkan kita akan konsekuensi kekufuran di akhirat, sehingga kita lebih berusaha untuk hidup dalam ketaatan dan keimanan.
Trilogi cinta sejati yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. melalui hadis ini memberikan panduan yang jelas bagi setiap Muslim untuk merasakan manisnya iman. Manisnya iman bukan ilusi. Ia benar-benar nyata dan dirasakan oleh hati yang penuh keikhlasan. Tetapi untuk mencapainya, kita harus melalui tiga pintu cinta sejati, yaitu; 1) Cinta tertinggi kepada Allah dan Rasul, 2) Cinta yang murni kepada sesama karena Allah, 3) Cinta yang menjadikan kita membenci kekufuran sebagaimana benci pada api neraka.
Jika trilogi ini menghiasi hati kita, maka tidak peduli seberat apapun hidup ini, iman akan terasa manis, ringan, dan menyejukkan.
“Barangsiapa merasakan manisnya iman, maka dunia bukan lagi beban, melainkan ladang amal menuju keabadian.”
Dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segalanya, mencintai seseorang karena Allah, dan membenci kekufuran, kita akan menjalani hidup dengan lebih bermakna dan penuh keberkahan.
*****
0 Response to "TRILOGI CINTA SEJATI MENEMUKAN MANISNYA IMAN"
Post a Comment