Budiyono. Pena Guru Menulis.

TRILOGI SIKAP YANG HARUS DIJAUHI
من أصبح وهو يشكو ضيق المعاش فكأنما يشكو ربه و من أصبح لأمور الدنيا حزينا فقد أصبح ساخطا على الله و من تواضع لغني لغناه فقد ذهب ثلثا دينه
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya yang berjudul Nashaihul Ibad, Kumpulan Nasihat Pilihan bagi Para Hamba, mengutip sebuah Hadits,
Nabi Saw. bersabda:
“Siapa yang pada pagi harinya mengeluh kesulitan hidup maka dia sama dengan mengeluh kepada Tuhannya. Siapa yang pada pagi harinya bersedih karena urusan dunia maka dia pada pagi hari itu telah membenci ketetapan Allah Swt. Siapa yang merendahkan diri pada orang kaya karena kagum pada kekayaannya , sungguh telah hilang dua pertiga dari agamanya. (Ketaatannya).”
Hadis tersebut berisi tiga sikap yang harus dijauhi, yaitu; 1) Mengeluh kesulitan hidup, 2) bersedih karena urusan dunia, 3) merendahkan diri di hadapan orang kaya. Berikut paparannya lebih lanjut.
1. Mengeluh Kesulitan Hidup
Mengeluh pada orang lain atas nasib buruk yang menimpa dirinya, termasuk pertanda orang tersebut tidak menerima dengan ketetapan Allah.
Kita tidak diperkenankan mengeluh, kecuali kepada Allah. Mengeluh kepadaNya diperbolehkan karena itu merupakan bentuk doa.
Disebutkan dalam riwayat dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa as. ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil?” Para sahabat menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullah” Beliau berkata, “Ucapkanlah:
“Ya Allah, segala puji hanya bagiMu dan hanya kepadaMu kami mengadu. Engkaulah Dzat yang paling berhak dimintai pertolongan. Tiada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi, Mahaagung ”
Dia juga berkata, Aku pernah bermimpi. Di dalam mimpi itu, aku didatangi seseorang. Dia berkata, ‘Wahai Sulaiman, tambahkan pada doa tersebut kalimat berikut ini:
“Kami memohon pertolangan kepadaMu dari segala bencana yang menimpa dan kami memohon kepadaMu kebaikan dalam segala urusan. "
Firman Allah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)
“Hanya EngkaulahYangKami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”(Al Fatiha/QS.1:5)
Allah memerintahkan kepada kita agar ikhlas dalam beribadah kepada-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam semua urusan.
2. Bersedih karena Urusan Dunia
Sikap kedua orang yang sedih karena urusan dunia berarti marah kepada Allah Swt. Dia tidak ridha atas ketetapanNya dan tidak sabar atas cobaan yang diterima. Dia tidak beriman kepada takdirNya karena setiap kejadian di dunia ini sesungguhnya berdasarkan qadha dan qadar Allah Swt.
Pemuliaan terhadap orang itu harus berdasarkan kebaikan akhlak dan keilmuannya, bukan karena harta yang dimilikinya. Orang yang memuliakan harta di atas segalanya, berarti dia telah menghinakan ilmu dan akhlak mulia.
Seorang muslim dilarang mengeluh, curhat dan mengadu kepada sesama makhluk, apalagi kepada Dukun tukang ramal untuk mencarikan solusi permasalahan, kesedihan hidup yang dihadapinya. Hanya kepada Allah tempat mengeluh dan mengadu.
Firman Allah
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (86)
“Ya’qub menjawab, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (Yusuf/QS.12:86)
Hanya kepada Allah sajalah kita mengadukan kesusahan itu dan penderitaan yang dialami setiap muslim. Teladan yang bagus dari Ya’qub, yaitu mengeluh dan mengadu hanya kepada Allah Swt. seperti yang ditunjukkan Ya’qub dalam ayat tersebut.
“dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (Yusuf/QS.12:86) Artinya, aku, kata ya’qub, mengharap semua kebaikan dari Allah.
Seorang Mukmin tidak akan menampakan duka dan kesedihan, kecuali hanya kepada Allah semata. Dialah Dzat yang akan menghilangkan madarat dan musibah yang menimpa dirinya. Rahmat Allah dan jalan keluar dariNya yang akan membebaskan kesedihannya.
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Fawaidul Fawaid mengatakan:
“Orang yang bodoh adalah orang yang mengeluhkan tentang Allah pada manusia. Ini dikatakan bodoh karena dua kesalahan: (1) yang dikeluhkan adalah tentang ketetapan Allah dan (2) siapa yang dituju saat mengeluh yaitu manusia yang lemah. Karena seandainya seseorang benar dalam mengenal Rabbnya, tentu ia tidak akan mengeluhkan apa yang Allah tetapkan. Kalau ia juga tahu lemahnya manusia, ia tentu tidak akan mengeluhkan hal itu kepada manusia.
Orang cerdas tentu tidak akan mengeluhkan kekurangan dirinya kepada Allah. Ia mengadukan keadaan dirinya yang jelek kepada Allah, bukan mengeluhkan keadaan orang lain. Ia hanya menilai bahwa perlakuan jelek orang lain padanya adalah lantaran kesalahan dirinya sendiri.
Firman Allah,
وَما أَصابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ (79)
“…Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri....” (An-Nisaa/QS.4:79)
Apa saja yang menimpamu (wahai manusia),berupa kebaikan dan kenikmatan,maka itu berasal dari allah semata sebagai karunia dan kebaikan dariNYA. Dan apa yang menimpamu berupa kesulitan dan kesengsaraan,maka hal tersebut disebabkan oleh perbuatan burukmu dan apa yang diperbuat oleh tanganmu berupa dosa-dosa serta kesalahan-kesalahan. Dan kami mengutusmu (wahai rasul(,bagi segenap manusia sebagai rasul yang menyampaikan risalah tuhanmu.Dan cukuplah allah menjadi saksi atas kebenaran risalahmu.
3. Merendahkan Diri di hadapan Orang Kaya
Pemuliaan terhadap orang itu harus berdasarkan kebaikan akhlak dan keilmuannya, bukan karena harta yang dimilikinya. Orang yang memuliakan harta di atas segalanya, berarti dia telah menghinakan ilmu dan akhlak mulia.
Allah akan menguji kepada setiap manusia dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, berupa musibah dan kenikmatan dalam bentuk, kekurangan dan kecukupan hidup, sakit dan sehat, kemiskinan dan kekayaan, kemaksiatan dan ketaatan, kesesatan dan petunjuk, dan lai-lain. Sehingga Allah akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur, siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa.
Firman Allah
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا (286)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (al-Baqarah/QS.2:286).
Maka selayaknya kita menghadapi rangkaian ujian hidup dengan selalu bersikap sabar dan syukur.
Rasulullah Saw. bersabda,
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang Mukmin. Seluruh urusannya baik. Hal ini tidaklah ditemukan kecuali pada seorang Mukmin. Jika mendapat kesenangan, maka dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan itu juga baik baginya.” (HR Muslim).
Firman Allah
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ (62)
“Bukankah Dia (Allah) Yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi?” (an-Naml/QS.27:62).
Rasulullah Saw. bersabda
“Barang siapa yang tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada manusia maka kesusahannya tidak akan teratasi. Dan barang siapa tertimpa kesusahan kemudian mengadu kepada Allah, maka Allah akan memberi jalan keluar dari kesusahan, cepat atau lambat.” (HR Tirmidzi).
Mengeluh dan mengadu hanya kepada Allah Swt. Mengeluh dan mengadu kepada Allah Swt. seraya berdoa untuk memohon pertolonganNya, agar mendapatkan solusi terbaik bagi permasalahan, kesusahan yang dihadapinya, dan bukan mengadu kepada makhluk, sesama manusia ciptaanNya.
*****
0 Response to "TRILOGI SIKAP YANG HARUS DIJAUHI"
Post a Comment