TRILOGI AJARAN ISLAM; ISLAM, IMAN DAN IHSAN

Budiyono Dion. Pena Guru Menulis.

TRILOGI AJARAN ISLAM; ISLAM, IMAN DAN IHSAN عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ Di kalangan umat Islam mengenal istilah Hadits Jibril. Hadits ini sangat masyhur dan agung, yang diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu ini salah satu hadits paling fundamental dalam Islam. Hadits ini tidak hanya menjelaskan rukun agama, tetapi juga memberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya menjalani kehidupan spiritual, sosial, dan etis. “Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata : Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya. Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?” Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.” Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no.8] Hadits ini mengandung pelajaran penting tentang metode belajar, yaitu dengan bertanya langsung kepada guru (Nabi Muhammad Saw.), dan menjadi landasan dalam memahami hakikat ajaran Islam secara menyeluruh. Inti Hadits ini mencakup tiga pilar utama agama Islam, yaitu: 1) Islam (perbuatan lahiriah), 2) Iman (keyakinan batin), 3) Ihsan (kesempurnaan ibadah).

1. Islam Islam adalah pondasi amaliah seorang Muslim. Islam menjadi pilar ibadah dan kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama. Islam berasal dari kata “aslama” yang berarti menyerahkan diri. Dalam konteks agama, Islam adalah penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah Swt. Islam mencakup rukun Islam yang menjadi fondasi utama dalam menjalankan ibadah dan kehidupan seorang Muslim. Ketika lelaki itu bertanya tentang Islam, Rasulullah menjawab dengan menyebut lima rukun utama, yaitu; 1) syahadat, 2) shalat, 3) zakat, 4) puasa Ramadhan, dan 5) haji bagi yang mampu. Ini menunjukkan bahwa Islam bukan sekadar keyakinan, melainkan bentuk penghambaan kepada Allah yang terwujud dalam tindakan nyata. Amalan-amalan tersebut membentuk kerangka lahiriah yang mengatur hubungan seorang Muslim dengan Tuhannya dan sesama manusia. Syahadat adalah pintu gerbang masuk Islam, shalat adalah penghubung ruhani harian, zakat menyucikan harta dan memupuk solidaritas sosial, puasa melatih keikhlasan dan pengendalian diri, dan haji melambangkan kesatuan umat serta totalitas kepasrahan kepada Allah. 2. Iman Iman adalah keyakinan yang menghidupkan hati. Pertanyaan kedua dari lelaki tersebut adalah tentang iman. Rasulullah menjelaskan enam pilar iman: iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik maupun buruk. Di sinilah letak dimensi batiniah seorang Muslim. Iman adalah landasan hati yang memperkuat amal. Ia tak terlihat, tetapi sangat menentukan. Dengan iman, seorang hamba memiliki kesadaran akan eksistensinya di bawah kehendak Ilahi, serta memiliki harapan dan keteguhan dalam menjalani ujian hidup. Iman adalah energi spiritual yang menumbuhkan ketenangan dan komitmen dalam ketaatan. 3. Ihsan Ihsan adalah tingkatan tertinggi dalam berIslam. Pertanyaan ketiga menyentuh aspek terdalam dalam beragama, yaitu ihsan. Nabi menjawab, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” Ihsan adalah inti dari kualitas ibadah, yakni kesadaran penuh akan kehadiran Allah dalam setiap perbuatan. Ihsan membentuk karakter ihlas, disiplin, dan kejujuran dalam menjalani kehidupan. Seorang yang berihsan tidak hanya memenuhi kewajiban agama secara formal, tetapi juga menghiasi amalnya dengan cinta dan rasa takut kepada Allah. Ia menjadi insan yang tidak hanya taat, tetapi juga berkualitas dan indah dalam ibadah maupun muamalah. 4. Kiamat dan Tanda-Tandanya Ketika lelaki itu bertanya tentang hari kiamat, Rasulullah menjawab dengan bijak bahwa pengetahuan tentang waktu kiamat hanya milik Allah. Namun, beliau memberikan tanda-tandanya: ketika budak wanita melahirkan tuannya, dan ketika orang miskin berlomba membangun gedung-gedung tinggi. Ini adalah isyarat tentang perubahan tatanan sosial dan moral yang mengiringi mendekatnya akhir zaman. Hadits ini mengingatkan umat Islam agar senantiasa waspada, introspektif, dan tidak tertipu oleh gemerlap dunia. Kesadaran akan hari akhir membentuk pribadi yang bertanggung jawab dalam kehidupan fana ini.

5. Malaikat Jibril Malaikat Jibril adalah Malaikat pengajar dalam wujud manusia. Di akhir hadits, Rasulullah mengungkap bahwa lelaki misterius itu adalah Jibril ‘alaihis salam, datang dalam rupa manusia untuk mengajarkan agama. Ini menunjukkan pentingnya metode pendidikan dalam Islam yang dialogis dan bertahap: dari lahiriah (Islam), ke batiniah (Iman), lalu ke kesempurnaan (Ihsan). Jibril tidak hanya menyampaikan wahyu, tapi juga berperan sebagai guru, pengingat, dan pemicu pemahaman. Hadits Jibril adalah Hadits yang merangkum seluruh ajaran Agama Islam. Hadits Jibril bukan hanya sebuah narasi, melainkan blueprint kehidupan Islami. Ia menjelaskan agama secara utuh: apa yang harus dikerjakan (Islam), apa yang harus diyakini (Iman), dan bagaimana kualitas penghayatan itu ditingkatkan (Ihsan). Melalui hadits ini, umat Islam diajak untuk membangun kehidupan spiritual yang seimbang antara ibadah, akidah, dan akhlak. *****

1 2 3 3

Budiyono

saya seorang guru yang ingin bermanfaat bagi sesama dalam hidupku, terus beramal menebarkan kebaikan

Share this post